Mengapa Anda Selalu Kalah?

Saya dulu mengira judi soal peluang. Lalu saya bekerja di lab game Meta, tempat kami membangun sistem yang membuat kekalahan terasa sengaja. ‘L tambang emas’ bukan gua—ini model perilaku yang dibungkus cahaya neon dan mimpi desimal. Setiap putaran adalah eksperimen mikro atas impulsivitas manusia: tingkat menang 25%? Bukan keacakan. Ini desain. Saya tumbuh bilingual—bahasa Inggris siang, Spanyol malam—mendengarkan ritme hip-hop sambil mendiagnosis struktur pembayaran. Ayah saya berkata, ‘Jika terlalu mudah, Anda sudah ketagihan.’ Ia tidak bicara mesin. Ia bicara cermin. Sistem tidak peduli jika Anda menang. Ia peduli jika Anda kembali. ‘Bonus gratis’? Kait psikologis yang disamarkan sebagai kemurahan. ‘Kombinasi bayaran tinggi’? Umpan berpola rasio Fibonacci—kesempatan 12,5%, tapi hadiah berteriak lebih keras daripada risiko. Saya lacak tren seperti etnografer dengan kode di darah saya: angka ‘2’ berturut-turut? Bukan keberuntungan. Pengenalan pola dipersenjatakan di sini. Anda tidak mengejar kemenangan—Anda mengejar hantu dari apa yang seharusnya terjadi. Platform menyebutnya ‘adil’. RNG bersertifikasi. Tapi dopamin Anda? Tidak teratur. Saya bermain sekarang hanya untuk menulis ini—bukan untuk menang. Jika Anda membaca ini pukul 2 pagi dengan kopi dingin, Anda sudah tahu: ini bukan permainan. Ini algoritma yang berduka pada penggunanya.